Kisah Bunga Gereja*

Jatuh cinta memang tak disangka-sangka

Apalagi jatuh cinta pada Gusti

Ia menjelma Romo

Yang bertutur kata halus dan terpilih

Yang suaranya merdu mendaraskan pesan Gusti

Yang tangannya bergerak indah dan tegas

Menghadirkan tubuh dan darah Gusti

Romo akan pelayanan ke mancanegara

Maka membutuhkan tangan kanan yang akan diajaknya serta

Melanglang buana melayani jemaat

Ia harus cekatan, teliti, santun, dan pekerja keras

Belia dan elok dipandang jangan tidak menjadi perhatian

Karena citra keindahan ciptaan Gusti akan menjadi salah satu perannya

Tentu saja tak ada yang lebih pantas daripada Bunga Gereja

Ia siap berkelana dan melayani sebaik-baiknya

Melayani Romo adalah melayani Gusti sendiri

Romo tak boleh kusut

Romo tak pantas lusuh

Romo tak pernah salah

Meski pada suatu hari Romo menyaru Gusti

Silaunya melumpuhkan dan membutakan Bunga Gereja

Romo mendaras ayat-ayat kitab percintaan

Bunga Gereja adalah seorang puteri cantik jelita jelmaan kekasih Gusti

Bunga Gereja yang indah dan ranum, subur bagaikan alam ciptaan Gusti

Maka layaklah Bunga Gereja bersanding segera

Romo berkobar-kobar menjelma Gusti

Menghanguskan kepolosan Bunga Gereja

Nurani dan nalar berbisik bersahut-sahutan

Suaranya lirih berkelindan dengan rutinitas kerja dan karya

Sementara ayat-ayat percintaan berkumandang mengendalikan hasrat

Yang baru saja terbangun dan tak sempat diberi nama

Bunga Gereja terbakar

Bunga Gereja terus bekerja

Bunga Gereja terus berkarya

Bunga Gereja membara

Romo berkobar-kobar di altar dan mimbar

Membakar semangat jemaat

Romo mendaraskan ayat-ayat percintaan

Pada tubuh dan darah Bunga Gereja

Engkau adalah kekasih Gusti sendiri

Kita berdua telah dimeteraikan olehNya

Engkau secantik Bunda Maria

Niscaya juga akan perawan sepanjang hayat dikandung badan

Yang niscaya fana

Tubuh Bunga Gereja berbicara dan menjadi saksi

Bunga Gereja harus bersabar

Terus bekerja dan berkarya

Romo semakin sibuk pelayanan

Lupa di mana menyimpan dokumen Bunga Gereja,katanya

Bunga Gereja bekerja dan berkarya semakin keras

Tubuh dan darah semakin keras bersaksi

Tak bisa sembunyi lagi

Jangan coba-coba bicara soal aborsi

Tiada kata terucap mengatakan bukti

Bunga Gereja percaya Gusti punya rencana

Tanah air menanti, kata Romo

Tentu sudah ada yang mengurusmu

Kitab puisi cinta tidak terbuka lagi

Ayat-ayatnya terbakar, tidak terucap lagi

Akan ada orang lain yang mengurus karya Gusti

Bunga Gereja tidak perlu khawatir

Saya masih melayani di sini, kata Romo

Bunga Gereja pulang ke tanah air

Bersama buah jantung hati dari mantera kitab puisi cinta Gusti

Ayah Bunda menerima dengan rela

Seperti Bunga Gereja menerima dengan lapang dada

Bagaikan Bunda Maria, biarlah apa pun terjadi menurut kehendak Gusti

Bertahun-tahun sudah

Nun jauh di sana sosok itu berkobar-kobar di mimbar

Bunga Gereja di sini

Ugahari merawat buah hati

Jakarta, 1 Mei 2018

Prosa liris dipersembahkan untuk para perempuan penyintas kehamilan tidak diinginkan akibat janji surga para pastor dan/atau pendeta. Tulisan ini dimuat di Buku Kumpulan Puisi Buruh terbitan Rumah Seni Asnur (2018)

Tinggalkan komentar